Suatu kali Elnino dan dua kawannya menuju Pohuwato, mengendarai mobil yang dipinjamkan secara gratis oleh bapak Rustam Akili dan bensinnya dibelikan oleh bapak Prof. Nelson Pomalingo. Dalam perjalanan, mereka diminta mampir di suatu rumah. Rupanya di situ sudah berkumpul puluhan orang.
Seperti biasa, Elnino menjelaskan tentang Empat Nilai Luhur Gorontalo ; Nilai akhlak, nilai kecerdasan, kekeluargaan dan persahabatan. Setelah dua jam bicara, Elnino mencoba meyakinkan bahwa nilai-nilai itu jauh lebih dahsyat daripada uang atau pun materi.
Kemudian ada satu orang yang bersuara, “Terimakasih bung Elnino. Tapi begini saja bung Elnino. Anda ini kan caleg. Kami akan dukung Anda kalau Anda membantu dana untuk kegiatan kami. Kami butuh dana Rp. 300 ribu sekarang ini. Kalau Anda tidak bantu, ya kami terpaksa dukung yang lain.”
Kaget juga Elnino ‘ditembak’ seperti itu. Sebab dia datang kesitu memang bukan untuk minta dipilih, dia datang karena diminta berbicara tentang nilai-nilai lokal Gorontalo.
Pelan, Elnino mengeluarkan dan membuka dompetnya. “Begini saja, pak… Saya ingin sekali membantu. Tapi bapak liat isi dompet saya ini hanya Rp. 20 ribu. Tidak akan banyak berguna uang ini saya kasih ke bapak. Tapi saya ingin membuktikan bahwa nilai-nilai luhur yang saya bilang tadi jauh lebih dahsyat daripada uang. ” ungkapnya pelan sekali.
Lalu Elnino menelpon beberapa sahabatnya yang ada di wilayah itu. Speaker telpon diaktifkannya. Setelah salam, dia berkata, “Komandan, ini ada masyarakat yang mau bikin kegiatan. Boleh tidak ente bantu akang pa dorang ini biar bo Rp. 10 ribu?”.
Suara dari telpon, “Walah. ! Jang bagitu, komandan! Hahaha. Masa’ sepuluh ribu. Suruh saja dorang datang ke saya, saya bantu 50 ribu. Kasih mereka saya punya nomor hape.”
Orang kedua yang ditelpon juga sama, “Di saya ada nih Rp. 100 ribu. Suruh jemput saja, bro. ”
Setelah delapan orang ditelpon dengan cara yang sama, tercatat sumbangan yang akan dijemput sebesar Rp. 1.250.000.
“Jadi…,” ungkap Elnino setelah membuang nafas panjang, “…silahkan menghubungi teman-teman yang saya telpon tadi. Insyaallah mereka bantu sesuai jumlah yang mereka sebutkan. Dan kalau diijinkan, saya bawa lagi Rp. 20 ribu ini ya pak. Semoga kegiatannya lancar. ”
Uang 20 ribu itulah yang sempat di tengah malam ‘menyelamatkan’ Elnino dkk yang telah kecapaian dan kelaparan. Makan apa adanya, tapi penuh senyum.
Catatan : Dari empat nilai yang selalu disebut-sebut Elnino, dia membuktikan bahwa satu nilai saja, yakni nilai persahabatan, benar- benar jauh lebih dahsyat daripada uang.