Di tahun 1999, Elnino aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat Gorontalo di Jakarta. Ketika tercetus ide untuk membentuk Provinsi Gorontalo yang terpisah dari Sulawesi Utara, Elnino bergabung dengan para aktifis HPMIG yang mulai getol menyuarakan aspirasi tersebut. Dia pun memutuskan untuk kembali ke Gorontalo, berhenti dari pekerjaannya sebagai asisten pak Suharso. “Syukurlah akhirnya saya diijinkan berhenti oleh kak Harso setelah berulang-ulang kali saya minta ijin,” cerita Elnino.
Di Gorontalo, dia bergabung dengan para aktifis HMI untuk menggaungkan tuntutan pembentukan provinsi Gorontalo. Dipicu dari sekretariat HMI Cabang Gorontalo itulah terbentuk Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo – Tomini Raya (P4GTR) pimpinan Hi. Natzir Mooduto, juga Presidium Nasional Pembentukan Provinsi Gorontalo-Tomini Raya (Presnas P2GTR) yang diketuai Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd.
Elnino dan beberapa kawannya, seperti Nurul Syamsu Panna dan Alex Hitler Maga diberi kepercayaan oleh Presnas untuk menciptakan media Habari Lo Lipu, media sosialisasi perjuangan Presnas. Media yang di awalnya hanya berupa leaflet fotokopian yang diproduksi di sekretariat HMI itu bisa berkembang menjadi Bulletin, lalu akhirnya menjadi Tabloid sebelum mati karena kekurangan modal. “Modal cetak tabloid terlalu besar dan itu diluar perhitungan para wartawan amatiran seperti kami,” kenang Elnino.